Ta pernah terlintas pertengkaran ataw sebuah kata terucap dengan nada yang tinggi
Tapi semua itu ia alami
semua itu ia rasakan ketika .. kesabaran mulai habis,
Kesabaran seorang ibu yg menghadapi suami nya,
Suami nya yg egois suami nya yang ta pernah memikirkan masa depan anak2nya sehingga semua berakhir di meja pengadilan
Bayangkan, betapa hancurnya betapa sakit nya dan betapa terpuruk nya ia saat itu,
Lebih sakit lagi ketika menyaksikan pertengkaran itu, niat hati ingin memisahkan tapi ibu mana yg ingin anak nya jadi korban dalam pertengkaran rumah tangganya,
tersingkir lah tubuh mungil itu, yg bisa ia lakukan hanya lah menutup telinga dan matanya, namun suara pertengkaran itu masih trdngn mskipun telinga nya sudah ia tutupi dengan tangan mungilnya tetap saja terdengar karna bagi nya suara pertengkaran itu lebih kencang dri petir yg menggelegar dan mski pun ia menutup matanya ,
dalam kegelapan ia tetap melihat apa yg ayah nya lakukan pada sang ibu
Hancurlah hati nya, deraian air matanya yg terus mengalir Ketika ia melihat perlakuan ayah nya yang kasar terhadap ibu nya
Sehingga darah pun memenuhi wajah letih itu
Apa yg dapat ia lakukan? Meminta tolong? Ada kah yg dapat menolong? Sedangkan saat itu jarum jam menunjukkan pukul 01:34 malam
Yang dapat ia lalukan hanya lah berdoa
Apa doanya? "Ya Tuhan jika ku dapat meminta .. Aku ingin orang itu (ayah) jauh dari kehidupan ibu ku pula dari kehidupan ku.." Kenapa ia brdoa seperti itu? Entahlah.. mungkin di pikirannya hanya ( Jika dengan begitu keadaan membaik dan ibunya bahagia kenapa tida?
Suasana pun mulai sepi ketika ibunya mengeluarkan baju2 ayah nya dan di lemparkan ke luar bersama tas,
Ayah nya di dorong keluar oleh wanita yg berlumuran darah itu
Sang ayah ta bisa berbuat apa2 hanyalah penyesalan yg ia rasakan saat itu
lalu pergilah sang ayah tanpa berucap kata pada nya hanya tatapan seolah taingin meninggalkannya
Pertengkaran yg ta bisa ia mengerti apa penyebab nya
karna usia nya yg tida mungkin mengerti masalah orang dewasa
Lalu apa kah ia sekarang bahagia? Setelah ayah nya pergi
Karna sang ayahlah yg selalu menemani nya tapi ia taw kenapa ibu nya tidak sllu menemaninya karna sang ibu sibuk bekerja untuk nya, ya ... untuk nya dan dua adik nya untuk keperluan keluarga nya
Karna penghasilan sang ayah sangat tidak mencukupi sehingga sang ibu yg harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga nya,
jadi.. suasana alam sangat lah sejuk, apa lagi di hiasi senyuman sang ibu tercinta
Senyuman yg sudah lama ta menghiasi wajah letih itu
Senyuman yang mengalahkan semua keindahan ciptaan sang maha kuasa
terciptalah kehangatan dalam keluarga,
Keluarga yang sudah ta utuh lagi
yeaa.. hanya ada ibu,kaka dan adik2nya
meski pun ta lengkap namun ia tetap bersyukur, karna dapat berkumpul dalam kehangatan keluarga yg sudah lama ia rindu kan
Heeummh.. Ia menarik nafas dan sepertinya ia sangat menikmati kebersamaan itu, apa lagi udara alam saat itu sangat sejuk
Segelas Cofe capucino pun habis yea.. ia sangat menyukai cofe capucino apa lagi ibu nya yang buat langsung ia seruput,
Terlintas di pikiran nya saat sang ibu meminta maaf atas kejadian lalu yg mungkin membuat nya trauma
Kejadian pertengkaran sang ibu dengan ayah nya
tepat nya tiga tahun lalu pertengkaran itu terjadi,
yang membuat ia trauma terhadap laki2 di luar sana karna ia takut di sakiti seperti ibunya yg di sakiti oleh laki2 yaitu ayah nya,
Ibu nya meminta maaf karna memutuskan berpisah dengan ayah nya
iya hanya tersenyum ketika ibu nya meminta maaf, yeaa.. ia tersenyum sambil berkata " kenapa ibu meminta maaf? Bukan kah itu yang terbaik untuk kita semu?"
Mereka hanya tersenyum haru lalu berpelukan
sekarang mereka merasa tenang karna ta ada lagi yang namanya pertengkaran apa lagi kekerasan tapi benar kah ia merasa lebih senang ketika sudah ta ada sang ayah di kehidupan nya
ataw sekarang ia merasa tenang dan bahagia? Entahlah
Hanya Tuhan yang tahu apa yang terjadi pada gadis mungil nan manis itu
Semoga saja ada hikmah di balik cerita ini
Makasih untuk waktunya :)
Harap cantumkan blog ini jika ingin copas ya :)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus